Rabu, 06 Juni 2012

Kisruh di SCTV


Dear all..
Perkenankan saya menyampaikan sebuah curahan hati (curhat) dari seorang sahabat, karyawan SCTV. Mungkin menarik untuk menjadi bahan diskusi dan pembelajaran bagi kita.

Inilah isi curhat tersebut:

Berita harian ekonomi keuangan KONTAN hari Senin, 28 September 2009 sepintas biasa saja karena ditulis dalam kotak berita bursa rumor. Mungkin karena khalayak melihatnya sebagai sebuah gosip semata layaknya isi infotainment, walaupun judulnya "SCTV Bakal Pangkas Karyawan?". Tapi buat sejumlah karyawan SCTV yang kebetulan sedang "ngerumpi" di satu sudut ruang perpustakaan, hal ini jadi pergunjingan penting mengingat isu ini bergulir kuat sejak pertengahan bulan puasa saat mereka menahan lapar dan haus untuk beribadah serta menanti rejeki buat keluarga di hari Lebaran. Tak ayal jawaban Corporate Secretary Hardijanto Saroso kepada Kontan pun menjadi bahan cibiran karyawan yang sedang berkumpul. "Tidak benar akan ada PHK dan pensiun dini", sanggah sang sekretaris perusahaan. Alibinya adalah kinerja keuangan SCMA yang cukup sehat selama semester awal 2009, laba bersih yang mencapai 72,78 Milyar, dan kontribusi SCTV untuk laba bersihnya sebesar 99%.

Faktanya sejak awal Ramadhan nasib beberapa karyawan tak menentu karena adanya "titah" pensiun dini dari sejumlah petinggi SCTV. Beberapa karyawan pun dengan sinis menggerutu, "Sudah jelas ada pensiun dini koq dibilang ngga ada. Apa sih maksudnya jawab seperti itu? Bikin jengkel kawan-kawan yang harus pensiun dini". Konon hingga pertengahan Oktober (dalam kurun waktu 2 bulan), SCTV telah mempensiun dini kan tak kurang 100 karyawan nya. Bahkan beberapa jurnalis Liputan 6 termasuk ikonnya Bayu Sutiyono telah mengundurkan diri lebih awal sebelum penawaran tersebut muncul. Penawaran? Entah lah apa namanya, yang jelas beberapa diantaranya merasa mereka "dipensiundini kan" walaupun hati kecil ingin
bertahan. "Buat apa bertahan kalo manajemen sudah tidak menginginkan", ujar salah seorang "korban" pensiun dini kecewa. Kabarnya lebih dari 20 kru Liputan 6 dan sekitar 18 kru produksi "terpaksa" pensiun dari pekerjaannya. Dan bukan tak mungkin jumlah ini terus bertambah.

Mulai dari pojok tempat ngopi, lift karyawan, hingga fesbuk karyawan isinya kekecewaan, kecemasan, dan sifat apatis karyawan terhadap masa depan SCTV. Banyak diantaranya merasa tinggal menunggu waktu. Ironis nasib stasiun televisi yang hingga saat ini masih bercokol di papan atas (nomer 2 setelah RCTI) persaingan program televisi. Bahkan kabarnya menurut AGB Nielsen selama Ramadhan SCTV merajai di posisi teratas persaingan industri televisi.[tubagus guritno]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar